Minggu, 17 September 2017


                                 fakta-fakta unik tentang tanah toraja




Toraja memang tidak akan pernah habis untuk di bicarkan. Selalu saja ada hal-hal yang menarik yang layak untuk jadi bahan cerita. Terutama soal budaya dan tradisi yang sudah di kenal di seampero dunia. Namun, saking terkenalnya, maka tak sedikit fakta-fakta daerah kita yang jarang di ketahui oleh orang-orang.

    Berikut ini, beberapa fakta-fakta menarik tentang suku Toraja, yang mungkin kalian belum ketahui. Apa saja itu? 


1) Tahukah kalian, Toraja merupakan salah satu situs warisan dunia yang ada di Indonesia. Mungkin beberapa dari kaliam, belum tahu fakta ini, bahwa sejak tahun 2009 lalu, Toraja di tetapkan menjadi salah satu situs Warisan Dunia, atau World Heritage dalam kategori kebudayan oleh UNESCO, yaitu salah satu organisai di dunia yang berada dalam naungan Perserikatan Bangsa-Bangsa atau PBB, yang menangani bidang Pendidikan, Ilmu Pengetahuan dan Kebudayaan. Sampai saat ini, baru beberapa situs warisan dunia yang di lindungi oleh UNESCO, yang berasal dari Indonesia. Dan kita perlu bersyukur karena daerah kita menjadi salah satunya yang beruntung.

2) Tahukah kalian, bahwa rumah Tongkonan, bisa anda jumpai di Eropa, khususnya di negara Belgia.Bagi suku Toraja, rumah Tongkonan merupakan simbol kekerabatan atau persaudaraan dalam keluarga. Semua orang yang mempunyai darah Toraja, di pastikan memiliki minimal satu rumah Tongkonan. Namun, tahukah kalian jika ternyata selain ada di Toraja dan beberapa daerah di Indonesia, di Belgia pun kita bisa menjumpai rumah kebanggan kita tersebut, tepatnya di sebuah taman yang bernama Parc Paradisio, di kota Brugelette, Belgia. Rumah Tongkonan tersebut terletak pas di pintu masuk taman yang luasnya sekitar 5 hektar itu. Keberadaan rumah Tongkonan di taman tersebut, karena ketertarikan sang pemilik taman terhadap keunikan rumah Tongkonan.

3) Di Jerman pun, ada Alang (Lumbung padi orang Toraja) yang menjadi maskot salah satu museum di sana.Selain rumah adat Toraja atau Tongkonan yang di bangun di sebuah taman di Belgia, di Jerman pun ternyata ada sebuah museum yang menggunakan lumbung padi tradisional Toraja, atau dalam bahasa Toraja di sebut Alang, sebagai maskotnya. Museum bernama Rautenstrauch- Joest, yang berlokasi di kota Cologne, Jerman ini, mengimpor langsung sebuah Alang atau lumbung yang sudah jadi dari Toraja, di mana alang tersebut sebelumnya di bongkar terlebih dahulu dan baru di pasang setelah tiba di sana. Alang yang berukuran panjang 11 meter, tinggi 7,5 meter dan lebar 5 meter ini,sama pesrsis dengan Alang tradisional Toraja jaman dulu, yang tidak menggunakan paku sama sekali, dan atapnya terbuat dari potongan-potongan bambu yang di susun sedemikian rupa.

4) Kopi Toraja, ternyata sudah di patenkan oleh perusahaan Key Coffee asal Jepang Fakta yang satu ini, sangat di sayangkan. Karena sejak awal tahu 2000an lalu, sebuah perusahaan kopi di negara Jepang, yakni Key Coffee, telah mempatenkan kopi Toraja sebagai merek dagang milik mereka. Memang, selama ini Jepang dan Amerika Serikat merupakan negara tujuan ekspor utama kopi Toraja. Kopi Toraja di kenal sebagai "Queen Of Coffee"  di dunia, bersama dengan kopi asal Kolombia, karena aroma dan cita rasanya. Namun sayang seribu sayang, dengan di patenkannya kopi Toraja tersebut sebagai merek dagang perusahaan kopi di Jepang, maka dengn otomatis kita tidak bisa mengekspornya secara langsung tanpa melalui perusahaan asal Jepang tersebut. Semoga saja ada langkah konkreet pemerintah untuk mengembalikan hak paten kopi kita tersebut.

5)  Gambar-gambar upacara Ma'nene pernah menjadi trending topic di negara-negara barat Tepatnya tahun 2010 lalu, selain menjadi viral di Indonesia, beberapa foto-foto mayat yang sedang di bersihkan dan di ganti pakaiannya di acara Ma'nene, juga menjadi trending topic di dunia barat sana. Saking viralnya, foto-foto tersebut malah di anggap sebagai hoax alias gambar rekayasa oleh mereka. Hal ini membuat beberapa situs berita online terkemuka di dunia, seperti  The Dailymail di Inggris, serta The National Geographic membahas foto-foto tersebut. Tanggapa mereka pun beragam setelah membaca penjelasan situs-situs bereita tersebut. Mulai dari tetap tidak percaya, respek terhadap buadaya kita, hingga menganggap tradisi tersebut bisa menularkan penyakit dari mayat ke orang-orang di sekitarnya.





                                                         ciri-ciri  khas orang toraja 


seperti yang kita ketahui sekarang suku toraja merupakan sorotan dunia mengenai budaya dan cara hidup masyarakat di sana serta adat istiadat yang sampai sekarang ini masih  di tekunu oleh masyarakat tanah toraja, di dalam kehidupan mereka setiap harinya. dan berikut ini saya akan mengajak kita untuk sama-sama melihat bagaimana ciri-ciri masyarakat tanah toraja itu:


  • Bersuara keras
     Karena orang Toraja aslinya berada di atas pegunungan, yang medannya di penuhi lembah perbukitan, serta rumah yang saling berjauhan, jadi untuk berkomunikasi mereka harus memperbesar volume suara mereka beberapa oktaf  lebih tinggi di banding suku lain yang berada di dataran rendah. Jadi jangan heran jika di daerah lain ada yang meneriakkan nama Anda dengan suara melengking, dipastikan itu teman Anda dari kampong halaman. Namun sekarang karena perkembangan teknologi, dan di temukannya ponsel, maka untuk teriak-teriak kayaknya sudah sedikit ditinggalkan. 

  • Logat yang kental  

       Dikampung halaman, orang Toraja lebih nyaman berbicara menggunakan bahasa nenek moyang mereka yaitu bahasa Toraja. Bahkan kalo mencoba menggunakan bahasa Indonesia, maka dia akan di cemooh "bahasa Toraya mba'mokan kami" . Makanya kalo ketemu orang dari suku lain dan harus berbahasa Indonesia, logat kental mereka akan keluar.  Kata-kata yang tidak ada di Kamus Besar Bahasa Indonesia seperti : le', toda',sia, ba', dan lain-lain, kadang mengalir dengan deras dari mulut orang Toraja yang mencoba berbahasa Indonesia. Namun saatini sudah banyak kok orang Toraja yang mulai belajar menggunakan bahasa Indonesia tanpa menggunakan dialek atau menggunakan dialek yang populer di Televisi ( macam logat Jakarta itu) . 

  •  Ma' Lindo-lindo duku' bai
           Ma'lindo-lindo duku'bai merupakan ciri muka tradisional asli orang Toraja. Tidak jelas bagaimana sebenarnya definisi pasti dari Ma'lindo-lindo duku'bai tersebut. Namun beberapa orang di luar sana menyimpulkan bahwa yang di maksud dengan "Ma'lindo-lindo duku'bai" adalah orang yang bermuka hitam dekil, berminyak ,dan segi empat.

Tapi jangan salah,  walaupun masih banyak yang stay mempertahankan ketradisionalan muka mereka, namun tak sedikit pula orang Toraja jaman sekarang terutama yang muda-muda  bertransformasi menjadi orang kota yang modis dan cantik dengan muka putih karena menggunakan pemutih made in china.

  • Baik dan Sopan
            Pada dasarnya orang Toraja itu baik, sopan dan rendah hati, karena memang dari kecil mereka di didik untuk itu. Orang Toraja percaya bahwa berlaku baik dan sopan serta rendah hati dapat mendatangkan berkat (dalle') dalam kehidupan mereka. Selain itu bisa menghindarkan diri pribadi maupun keluarga dari sanksi sosial berupa siri' atau malu.

Namun, karena perubahan pola hidup dan adanya global warming jaman sekarang ada saja orang Toraja yang melakukan hal-hal yang tidak sesuai dengan norma dan nilai. Tak heran, akhir-akhir ini banyak kasus kriminal yang terjadi di Toraja, walaupun relatif lebih sedikit di banding dengan daerah-daerah lain di Indonesia

  • Kurang percaya diri

         Jika kalian pernah sekelas dengan orang Toraja di sekolah ataupun di kampus, maka di pastikan mereka akan memilih tempat duduk paling belakang. Ini karena mereka percaya bahwa yang paling berpotensi di tunjuk oleh guru maupun dosen untuk menjawab atau mengerjakan soal adalah orang yang duduknya paling depan. Namun ini bukan berarti orang Toraja itu bodoh atau kurang pandai, banyak kok orang Toraja yang pandai. Hal ini, hanya karena mereka kurang percaya diri dan takut berlebihan. 

  • Suka bergerombol

        Di mana ada orang Toraja, di situ pasti ada orang Toraja yang lain. Betulkan? Yap, karena orang Toraja memang lebih nyaman bergaul dengan sesama mereka orang Toraja, yang notabene punya kesamaan hampir dari segala aspek, mulai dari bahasa, budaya, kebiasaan, makanan, agama, dan lain-lain. Inilah penyebab sehingga orang Toraja agak susah bergaul dengan orang dari suku lain. Walaupun kembali lagi, bahwa jaman sekarang orang -orang Toraja juga sudah banyak yang mulai terbuka terhadap orang dari suku lain, terutama mereka yang memang lahir dan besar di perantauan.



  • Beragama Kristen
  Sebagian besar orang Toraja merupakan penganut agama Kristen, baik Katolik maupun Protestan. Ini agak berbeda dengan suku lain yang ada di Sulawesi Selatan yang kebanyakan beragama Islam. Namun bukan berarti orang Toraja sama sekali tidak ada yang beragama lain. Walaupun jumlahnya yang relatif sedikit, di Toraja ada juga orang yang menganut agama Islam, baik pendatang maupun orang Toraja asli. Dan salah satu hal yang patut di banggakan dari orang Toraja adalah mereka sangat menjunjung tinggi sifat toleransi dalam beragama. Tak heran, hampir tidak ada isu-isu perselisihan antar agama di Toraja




keunikan lain lagi dari suku toraja yang perluh untuk kita telusuri itu seperti keyakinaan suku toraja akan hewan-hewan yang dapat memberi pertandaa baik atau buruk untuk kehidupan mereka sehari-hari



  • Burung Gagak ( Kadoaya)
        Burung gagak yang dalam bahasa Toraja di sebut Kadoaya adalah burung yang di anggap keramat karena warnanya yang hitam. Orang Toraja percaya jika burung ini berada di sekitar rumah di siang hari, apa lagi malam hari dalam jumlah yang banyak, maka itu merupakan sebuah pertanda bahwa ada seseorang dalam keluarga di rumah tersebut yang akan segera meninggal dunia. Hal ini di perkuat, jika burung gagak tersebut berada di sekitar rumah tanpa adanya alasan yang jelas.
  • Burung Walet ( Kaluppini')
        Burung walet atau dalam bahasa Toraja di sebut kaluppini' adalah burung yang memiliki ukuran tubuh kecil dan sayap yang lebar. Biasanya burung walet hidup di gua-gua, kuburan, atau pun tempat yang gelap secara bergerombol. Dalam kepercayaan orang Toraja, jika di sekitar rumah Tongkonan atau rumah adat Toraja burung walet atau kaluppini terbang secara bergerombol, maka akan ada seseorang yang akan meninggal dari rumah tersebut. 
  • Karrak (Burung Elang??)
        Karrak, dalam bahasa Toraja artinya menangis dengan keras. Karrak merupakan hewan nokturnal atau hewan yang hanya aktif di malam hari, dan sangat jarang berada di sekitar permukiman warga. Oleh karena itu, jika karrak berbunyi atau menangis di sekitar rumah pada malam hari, maka itu pertanda bahwa akan ada kematian salah satu anggota keluarga. 
  • Burung Hantu ( Totosik )
        Burung hantu atau dalam bahasa Toraja di sebut totosik juga merupakan burung nokturnal. Burung hantu sangat takut dengan manusia, oleh karena itu biasanya hidup jauh dari permukiman warga. Hanya pada waktu-waktu tertentu, totosik masuk ke dalam rumah adat ( Tongkonan)  dan tinggal di dalam. Jika burung hantu atau totosik masuk ke rumah tongkonan, maka hal itu di percaya merupakan pertanda akan ada keluarga dari rumah tersebut yang akan meninggal.


     





    

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

MITOS TERJADINYA MANUSIA TORAJA

Pada mulanya segalah sesuatunya gelap tapi langit dan bumi sudah bersatu atas perintah Puaang Matua(Sang Pencipta semesta Alam), kemudian la...